Berbicara mengenai rokok, mesti berbicara pula mengenai bahan bahannya, seperti tembakau, cengkeh, klembak dan juga menyan. Namun, kali ini saya tidak akan membicarakan tentang cengkeh, klembak dan juga menyan, melainkan Tembakau. Tembakau merupakan bahan utama dalam sebatang rokok, tanpa tembakau tidak mungkin itu bisa dikatakan sebatang rokok. Di Indonesia tersebar berbagai jenis tembakau dengan varietas berbeda di setiap daerahnya dan menghasilkan citra rasa khas yang berbeda beda pula, hal tersebut dikarenakan faktor tanah, kelembaban, dan curah hujan yang berbeda disetiap daerah, tidak terkecuali tembakau temanggung. Temanggung sendiri mendapat predikat sebagai “kota tembakau”, banyak masyarakat disana yang menggantungkan hidupnya pada tembakau dan juga sayuran. Bahkan, tak tanggung tanggung, tembakau temanggung ada yang sampai di ekspor “Tembakau srinthil” namanya. Srintil merupakan tembakau Temanggung yang paling unik bentuknya, prosesnya, rasanya dan juga mitosnya. Konon, Srintil adalah akronim dari “Srine Ngintil”. Kata Sri disini berasal dari dwi sri (dewi yang dilambangkan membawa kesuburan dalam mitologi Jawa) sedangkan ngintil (berasal dari bahasa jawa yang berarti ikut) sebagian masyarakat di temanggung menyebut sritil sebagai tembakau yang terberkati. Konon, dari beberapa hektar tanaman Tembakau hanya sepersekian yang (kemungkinan) bisa menjadi Srintil. Mungkin, hal itu juga yang membuat tembakau Srintil memiliki harga yang selangit/mahal. Tembakau temanggung sendiri sering juga disebut tembakau lauk, artinya tembakau temanggung sebagai pamungkas/penutup apabila seseorang hendak meracik (mencampur tembakau dari berbagai jenis tembakau) atau mungkin ini berlaku juga di rokok rokok pabrikan. Banyak pabrikan pabrikan rokok di Indonesia seperti djarum, gudang garam dan masih banyak yang lainnya, yang menggunakan tembakau temanggung sebagai bahan untuk produksinya. Hal tersebut dikarenakan karakter tembakau temanggung yang unik, tembakau temanggung seperti memberikan feedback, hal itu dikarenakan tembakau temanggung termasuk tembakau yang high nicotine (nikotin tinggi) pada saat dihisap (dalam hal ini ditarik) biasanya seperti nonjok/mukul/nyegrak/membuat batuk terlebih bagi orang yang sebelumnya tidak pernah melinting (tentu hal itu tidak berlaku dengan tembakau temanggung yang sudah masuk di pabrik rokok, biasanya tembakau yang sudah masuk dipabrik sudah dicampur saos/rasa). Maka dari itu untuk mengurangi rasa nyegrak ditenggorokan tembakau temanggung harus di campur dengan bahan penunjang seperti cengkeh agar sedikit mengurangi nyegrak nya. Selain di campur dengan cengkeh, untuk mengurangi nyegrak nya bisa juga dicampur dengan tembakau tembakau yang memiliki karakter medium (sedang) seperti tembakau dari Jawa Timur (tambeng, kayu mas, gading, podai dari madura) dan tembakau dari lombok (senang dan kasturi) atau yang terakhir, dicampur dengan tembakau mole dari Jawa Barat. Dan untuk takaran cengkehnya, semua kembali pada masing masing penikmatnya.